Ini Dia 20 Lembaga Penerima Zakat yang 'Diakui' Ditjen Pajak

Direktorat Jenderal Pajak telah menetapkan 20 Badan/Lembaga sebagai penerima zakat atau sumbangan Keagamaan yang sifatnya wajib. Nantinya, zakat atau sumbangan keagamaan ini dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.
"Hal tersebut diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-33/PJ/2011 yang berlaku sejak tanggal 11 November 2011," ujar Direktur Penyuluhan Pelayanan dan Humas Dedi Rudaedi dalam siaran pers yang dikutip detikFinance, Jumat (16/12/2011)
Badan/Lembaga yang ditetapkan sebagai penerima zakat atau sumbangan meliputi satu Badan Amil Zakat Nasional, 15 Lembaga Amil Zakat (LAZ), 3 Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shaaqah (LAZIS) dan 1 Lembaga Sumbangan Agama Kristen Indonesia.
Ke-20 Badan/Lembaga penerima zakat atau sumbangan itu adalah sebagai berikut:
Badan Amil Zakat Nasional
LAZ Dompet Dhuafa Republika
LAZ Yayasan Amanah Takaful
LAZ Pos Keadilan Peduli Umat
LAZ Yayasan Baitulmaal Muamalat
LAZ Yayasan Dana Sosial Al Falah
LAZ Baitul Maal Hidayatullah
LAZ Persatuan Islam
LAZ Yayasan Baitul Mal Umat Islam PT Bank Negara Indonesia
LAZ Yayasan Bangun Sejahtera Mitra Umat
LAZ Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia
LAZ Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia
LAZ Yayasan Baitul Maal wat Tamwil
LAZ Baituzzakah Pertamina
LAZ Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid (DUDT)
LAZ Yayasan Rumah Zakat Indonesia
LAZIS Muhammadiyah
LAZIS Nahdlatul Ulama (LAZIS NU)
LAZIS Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (LAZIS IPHI)
Lembaga Sumbangan Agama Kristen Indonesia (LEMSAKTI)
Seperti diketahui, pemerintah sebelumnya telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2010 tentang Zakat dan Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto.
Sebelumnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2010 telah diatur bahwa Zakat atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto meliputi, zakat atas penghasilan yang dibayarkan oleh Wajib Pajak orang pribadi pemeluk agama Islam dan/ atau oleh Wajib Pajak badan dalam negeri yang dimiliki oleh pemeluk agama Islam kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah.
Selain itu, sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi Wajib Pajak orang pribadi pemeluk agama selain agama Islam dan/atau oleh Wajib Pajak badan dalam negeri yang dimiliki oleh pemeluk agama selain agama Islam, yang diakui di Indonesia yang dibayarkan kepada lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah.
"Dengan penetapan Badan/Lembaga penerima Zakat atau Sumbangan Keagamaan ini, Direktorat Jenderal Pajak berharap Wajib Pajak dapat dengan mudah menjalankan kewajiban perpajakannya," pungkas Dedi.
http://finance.detik.com/read/2011/12/16/104258/1792590/4/ini-dia-20-lem...

Comments

Popular Posts